Kamis, 14 Oktober 2010

Kebobrokan Seorang Pemimpin

Temen2 yg pernah mengikuti organisasi entah itu di sekolah, kampus, maupun di masyarakat semuanya pasti telah paham dan tidak awam lagi dengan istilah Pemimpin, ketua, presiden, istilah apapun itu intinya dia adalah tokoh sentral dalam sebuah organisasi kecil atwpun besar.

Pemimpin dan perangkatnya tentulah dalam menjalankan sebuah organisasi berdasarkan aturan2 yg jelas, sering disebut dengan istilah Undang2 & GBHN, jika itu dalam ruang lingkup sebuah negara, atau AD/ART jika itu dalam sebuah organisasi / komunitas legal.
 Seorang pemimpin tentu harus memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) yang berarti dia gak asal berambisi untuk menjadi pemimpin kemudian dia menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin (syndrome power) dan meraih "tujuannya".Intinya gak asal ngeksis lah...

Nah bagaimana jika seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinanya tidak berpegang kepada aturan2 yang ada??Prediksinya telah jelas, bahwa apa yg dipimpinya tidak berjalan sesuai dengan harapan orang2 yang dipimpinya alias kecewa berat. Berdasarkan pengamatan saya maka akan berdampak beberapa hal berikut :
  1. Meskipun sang pemimpin didepan orang banyak menunjukkan sikap yg ingin dianggap sempurna yang jelas dia akan banyak mendapat acungan jempol,  namun jika pemimpin tersebut sering berbuat sewenang2/dzalim kepada para anggotanya secara langsung atw tdk langsung maka rasa percaya terhadap kepribadian/ image sang pemimpin akan luntur.
  2. Kalau rasa percaya terhadap pemimpin sudah luntur maka ujung2nya para anggota akan menganggap sang pemimpin tak layak untuk memimpin kehidupan organisasi.
  3. Integritasnya sebagai seorang pemimpin tentu akan banyak yang mempertanyakan dan meragukan.
  4. Jika integritasnya telah diragukan maka berkaitan juga dengan tingkat spiritual sang pemimpin tersebut.
  5. Jika tingkat spiritualnya pun dipertanyakan juga maka dalam benak setiap orang pasti akan bertanya penuh keheranan, "Sebenernya apa sih tujuan orang tersebut menjadi pemimpin??"
Organisasi gak butuh pemimpin yg disetiap perkataanya serta keputusannya mengatasnamakan kebijakan, Jika dia adalah seorang pemimpin sejati tentu tau mana yg keputusan dan mana yg kebijakan krn dari segi makna ke-2 kata tersebut berbeda. Dan sudah semestinya dan seharusnya dalam setiap keputusan diambil atas konsensus bersama bukan hasil "karya" sendiri. Negara kita adalah negara demokratis bukan otoriter maka sudah selayaknya seorang pemimpin organisasi apapun menjunjung tinggi konsep serta pelaksanaan dari arti kata demokratis itu sendiri.

Organisasi merupakan kumpulan orang2 dengan berbagai versi pemikiran dan sudut pandang untuk dijadikan satu tujuan. Bukan atas pemikiran satu orang yang harus diberlakukan untuk semua orang.Satu hal yg perlu di garis bawahi, distabilo, dilaminating oleh setiap para pemimpin, bahwa pemimpin itu salah satu orang yang banyak didoakan oleh orang lain. Jika pemimpin baik maka banyak orang yang mendoakan kebaikan untuknya. Jangan Anda sekalian menjadi seorang pemimpin didoakan oleh orang yang merasa terdzalimi, disakiti hati dan perasaannya, ataupun merasa diperlakukan tidak adil. Jika doanya dikabulkan maka itu bisa menjadi penghalang kebahagiaan kehidupan dunia dan akhiratnya kl tidak segera bertobat, minta maaf dan memperbaiki kesalahan. Bukannya aku ingin menakut2i namun sebagai peringatan saja kepada kalian para pemimpin yang di berikan amanah, kepercayaan, serta di jadikan tumpuan harapan perubahan kehidupan orang banyak.

Satu hal aja deh yg dijadikan bahan renungan buat para pemimpin, bahwa pertanggungjawaban dihadapan sesama manusia mungkin masih bisa dikelabui namun pertanggungjawaban dihadapan-Nya gak satupun yang bisa disembunyikan. Karena Allah itu Maha Tau apa yg Nyata dan apa yg tersembunyi disetiap hati makhluk-Nya.


SUKSES SUATU ORGANISASI ATAU SUATU KELOMPOK DALAM ORGANISASI SANGAT BERGANTUNG PADA KUALITAS PEMIMPINNYA (DAN, TENTU SAJA, JUGA KUALITAS ANAK BUAH),TANPA KEIKHLASAN DALAM BERBUAT MAKA YANG DIDAPATKAN HANYALAH APA YANG DIA INGINKAN BUKAN APA YG DIA BUTUHKAN.